Jumat, 10 Juni 2011

Membekali Lulusan Informatika

Banyak orang bertanya-tanya, kompetensi lulusan informatika seperti apa yang dibutuhkan oleh dunia industri? Perguruan tinggi dengan konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah jauh-jauh hari mendefinisikan kebutuhan tersebut dengan menyatakan bahwa paling tidak seorang lulusan informatika yang ideal harus memiliki 3 (tiga) jenis kompetensi utama agar dapat bersaing dalam era global sekarang ini. Perguruan tinggi yang baik berusaha menyesuaikan kurikulum maupun pendekatan proses belajar-mengajarnya agar mahasiswa terkait terbekali dengan ketiga kompetensi tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai bekal yang dimaksud.

Pertama, adalah kompetensi kognitif. Kemampuan ini sangat erat kaitannya dengan penguasaan individu terhadap ilmu pengetahuan ke-informatika-an yang dimaksud, terutama dipandang dari perspektif pemahaman konsep, teori, metodologi, dan konten terkait. Dalam konteks ini, faktor intelektualitas menjadi motor utamanya. Kehandalan dalam berpikir secara terstruktur, kemampuan melakukan analisa kritis, dan kecakapan dalam memahami persoalan merupakan karakteristik kompetensi yang harus tumbuh dalam diri peserta didik. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa jam terbang belajar - termasuk di dalamnya kebiasan membaca dan menulis, ataupun menjelajah dunia internet (baca: browsing) - merupakan salah satu cara untuk mengasah kompetensi tipe ini.

Kedua, adalah kompetensi psiko-motorik. Kemampuan ini sangat erat kaitannya dengan keahlian seorang individu dalam menerapkan atau mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Dalam bidang informatika misalnya, kemampuan untuk membuat program, menginstalasi jaringan, mendesain sistem, merancang strategi implementasi, membangun basis data, dan mengaudit teknologi merupakan sebagian kecil dari kompetensi yang dimaksud. Agar dapat menguasai beragam keahlian terkait, banyak cara yang biasa dipergunakan. Cara pertama melalui aktivitas belajar-mengajar secara praktek yang dilakukan di laboratorium. Melalui proses bersentuhan langsung (baca: hands-on) dengan piranti keras dan piranti lunak yang dipergunakan industri, peserta didik dilatih untuk dapat menguasai penggunaan dan pengembangan teknologi tersebut. Cara kedua adalah melalui proses pelaksanaan praktek kerja di perusahaan, dimana peserta didik diberi kesempatan mengambil bagian dalam beraneka ragam proyek dan/atau aktivitas yang dilakukan oleh organisasi terkait. Cara ketiga adalah melalui pembahasan studi kasus dengan pendekatan yang bervariasi, seperti melalui kerja kelompok, simulasi skenario, metode permainan, uji coba prototip, dan lain sebagainya. Cara lainnya yang biasa pula dipakai untuk mengasah kompetensi psiko-motorik adalah dengan beragam pendekatan aktivitas seperti: uji piranti, eksplorasi perangkat, penetrasi sistem, tes fitur dan fungsionalitas, pemecahan algoritma, dan lain sebagainya.

Ketiga, adalah kompetensi afektif, atau yang sering disepadankan dengan kecerdasan dalam bersikap atau attitude. Kompetensi ini terasa sangat diperlukan karena tidak ada gunanya jika seseorang yang telah memiliki kompetensi ilmu pengetahuan dan kemampuan berkarya tidak mampu atau tidak berhasil memanfaatkannya untuk kemaslahatan umat manusia, dalam arti kata memberikan kontribusi signifikan bagi lingkungannya. Untuk itulah dibutuhkan suatu perilaku hidup positif yang penuh dengan motivasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Aspek kemanusiaan seperti cinta, pengertian, kesabaran, dan penghargaan adalah sejumlah bekal yang sangat perlu dimiliki oleh seorang alumni informatika. Kompetensi ini biasanya dapat diasah melalui model pembelajaran untuk kebutuhan penanaman soft skills seperti: kerjasama tim, berfikir lateral, kemampuan presentasi, manajemen konflik, teknik motivasi, dan lain sebagainya.

Satu hal yang perlu diperhatikan oleh setiap individu pembelajar adalah bahwa kebutuhan industri akan ketiga kompetensi yang dimaksud bersifat dinamis, alias berevolusi dari masa ke masa sesuai dengan tuntutan dan kemajuan jaman. Oleh karena itulah maka belajar merupakan sebuah proses yang seyogiyanya berlangsung seumur hidup bagi siapa saja yang ingin dapat berhasil menjadi yang terbaik dalam era persaingan global saat ini.


Membuat CV yang Menarik

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa terkadang “nasib” ditentukan oleh “curriculum vitae” – dalam arti kata bahwa diterima tidaknya lamaran kerja seseorang sangat ditentukan oleh deskripsi riwayat hidup yang diajukan dan dipelajari oleh sang pengambil keputusan sebagai pihak yang membutuhkan pegawai atau karyawan baru. Bagaimana cara membuat CV atau curriculum vitae yang baik? Atau format CV seperti apa yang dianggap sesuai dengan standar yang diharapkan?

Tujuan dan Jenis CV

Secara garus besar, ada dua jenis CV yang terkait dengan pencarian pekerjaan. Pertama adalah CV yang dipersiapkan untuk mencari pekerjaan tertentu, yang ditujukan pada beraneka ragam perusahaan yang tidak secara formal memberitahukan bahwa yang bersangkutan sedang membutuhkan tenaga kerja. Kedua adalah CV yang ditujukan untuk menjawab sebuah atau sejumlah kesempatan kerja tertentu, yang secara eksplisit disampaikan oleh perusahaan atau organisasi terkait melalui berbagai media penyampaian. Kedua jenis CV ini dibutuhkan perusahaan untuk tujuan yang sama. Tujuan pertama adalah untuk memperoleh profil atau figur pekerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Tujuan kedua adalah untuk mempermudah proses seleksi awal karena begitu banyaknya pihak yang melamar. Tujuan ketiga adalah untuk bahan referensi lain yang berfungsi untuk mendukung berbagai aktivitas perusahaan, seperti: kebutuhan pelatihan, basis data SDM, referensi gaji dan kompensasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itulah CV yang baik ditinjau dari segi organisasi adalah:

² Dokumen yang dapat mendeskripsikan profil seorang kandidat secara lengkap (riwayat dan pengalaman hidupnya) dalam bahasa yang ringkas, padat, dan jelas;

² Dimana isinya dapat dipergunakan oleh organisasi dalam memutuskan apakah yang bersangkutan memiliki profil kompetensi dan pengalaman yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (posisi pekerjaan yang ditawarkan); dan

² Dapat dipergunakan untuk memperkirakan besarnya paket kompensasi dan target kinerja yang diharapkan.

Komponen Penting dalam CV

Terkait dengan penjelasan di atas, ada sejumlah komponen penting yang harus ada dalam sebuah CV yang baik, masing-masing adalah sebagai berikut. Pertama adalah komponen “Latar Belakang Pendidikan”. Dari sini organisasi terkait ingin mengetahui tidak saja informasi mengenai pendidikan terakhir si pelamar, namun juga asal perguruan tinggi yang bersangkutan dan jurusan atau program studi yang diambil/ditekuni. Melalui informasi ini, organisasi terkait memperoleh gambaran mengenai tingkat kognitif kandidat di bidang ilmu yang ditekuninya. Ada baiknya ditambahkan bidang konsentrasi atau peminatan khusus dari yang bersangkutan, agar dapat menambah jelas keterangan mengenai ilmu yang dikuasainya. Kedua adalah “Pengalaman Bekerja”. Melalui informasi ini banyak hal yang ingin dan dapat diketahui oleh organisasi terkait dengan profil kandidat, diantaranya adalah: (i) portofolio perusahaan tempat selama ini yang bersangkutan pernah bekerja; (ii) ragam jabatan atau fungsi dalam organisasi yang pernah digelutinya; (iii) besarnya tanggung jawab yang pernah diemban selama ini; (iv) durasi waktu melakukan masing-masing pekerjaan; dan (v) pihak-pihak yang dapat dihubungi sebagai referensi. Bagi mereka yang belum pernah kerja secara formal, seperti misalnya sarjana yang baru saja lulus, ada baiknya disertakan serangkaian informasi mengenai keterlibatan yang bersangkutan dalam berbagai program, proyek, atau aktivitas dengan industri sebagai mitra. Misalnya adalah pengalaman dalam melaksanakan praktek kerja, keterlibatan dalam mengerjakan proyek tertentu, program penelitian yang dilakukan bersama, dan lain sebagainya. Ketiga adalahAktivitas Organisasi” yang menceritakan mengenai keterlibatan kandidat dalam berbagai aktivitas komunitas formal maupun non formal. Dari informasi ini akan diperoleh gambaran mengenai kemampuan beragam “soft skills” kandidat terkait dengan sejumlah aktivitas yang bersangkutan dalam menjalankan jabatan yang diembannya melalui organisasi terkait. Artinya adalah yang bersangkutan memiliki nilai tambah dimana organisasi pencari kerja karena adanya sejumlah pengalaman berinteraksi dengan sekelompok individu maupun publik. Keempat adalah “Sertifikasi Keahlian” meliputi beraneka ragam sertifikasi atau pengakuan keahlian lainnya yang secara formal diberikan oleh sebuah lembaga atau institusi kepada pihak yang bersangkutan, baik yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang digelutinya maupun tidak. Misalnya adalah sertifikat Project Management Professional, sertifikat IT Auditor, sertifikat Datawarehouse Analyst, sertifikat Hypnotherapi Instructor, sertifikat Stenografi, dan lain sebagainya.

Informasi Tambahan Lainnya

Disamping kelima komponen di atas, ada sejumlah tipe informasi yang layak untuk ditampilkan karena akan memberikan sedikit nilai tambah bagi kandidat. Yang pertama adalah informasi terkait dengan berbagai jenis pelatihan atau lokakarya (workshop) yang pernah diikuti yang bersangkutan – baik yang bersifat manajerial, teknikal, maupun soft skills. Kedua adalah catatan mengenai yang bersangkutan pernah memberikan presentasi dalam berbagai acara dimana saja, terutama yang dihadiri oleh publik melalui program seminar, konferensi, lokakarya, atau pelatihan. Ketiga adalah daftar karya tulis yang pernah disusun dan disampaikan melalui berbagai media, baik berupa buku, artikel popular, jurnal ilmiah, atau bentuk-bentuk publikasi lainnya. Dan keempat adalah hal-hal terkait lainnya yang dapat meningkatkan “nilai jual” dari kandidat seperti: penghargaan yang pernah diterima, prestasi yang sempat diraih, hak paten yang dimiliki, dan lain sebagainya.

Menyertai dari CV yang disusun di atas adalah surat pengantar atau cover letter yang berisi keinginan untuk melamar pekerjaan pada perusahaan atau organisasi yang dimaksud. Ada baiknya surat tersebut ditutup dengan memberikan nomor atau alamat kontak – dapat berupa nomor telepon genggam, alamat email, atau pin blackberry – dari pelamar agar institusi terkait dapat dengan mudah menghubungi untuk berbagai kebutuhan korespondensi selanjutnya.

Meniti Karir Bidang Informatika

Kurang lebih dua puluh lima tahun yang lalu, ketika untuk pertama kalinya PC masuk ke Indonesia, banyak lembaga-lembaga pelatihan yang mulai menawarkan keterampilan menggunakan komputer. Ketika itu hanya dikenal tiga jenis karir di bidang yang masih cenderung baru ini, yaitu sebagai system analyst, programmer, dan operator. Belum terbayangkan ketika itu bagaimana suatu kelak nanti kehadiran teknologi ini akan mampu merubah dunia, sehingga tingkat penguasaan dan kemahirannya pada saat itu hanya sebatas kursus-kursusan belaka. Komputer tak lebih hanyalah dipandang sebagai sebuah alat bantu manusia dalam mengolah kata dan angka, sehingga pada mulanya hanya dipandang sebagai piranti pengganti mesin tik dan kalkulator yang terintegrasi.

Seperempat abad berlalu sudah, diwarnai dengan terjadinya revolusi di bidang industri informasi melalui kehadiran dan perkembangan komputer dalam beragam aspek kehidupan manusia. Konvergensi teknologi komputasi, telekomunikasi, dan konten multimedia yang dikenal dengan istilah ICT (baca: Information and Communication Technology) ini secara super cepat telah merasuk menjadi piranti pendukung dan pemicu perubahan di hampir seluruh sektor industri seperti: manufaktur, keuangan dan perbankan, kesehatan, pendidikan, retail dan distribusi, pariwisata, dan jasa-jasa lainnya. Ilmu “kursus-kursusan” ini pun telah berubah menjadi primadona teknologi yang ditandai dengan lahirnya beraneka ragam disiplin pengetahuan yang dipelajari secara akademis maupun profesional di berbagai perguruan tinggi besar dunia, tak terkecuali di Indonesia. Dari sekitar 2,500 perguruan tinggi yang ada di tanah air, lebih dari 750 institusi yang telah memiliki jurusan informatika dan komputer, dengan jumlah mahasiswa aktif sekitar 600,000 dan lulusan tak kurang dari 40,000 siswa per tahunnya.

Data memperlihatkan, bahwa paling tidak ada 5 (lima) jenis karir yang dijalani oleh para lulusan akademi, sekolah tinggi, politeknik, maupun universitas di bidang terkait. Yang pertama adalah sebagai karyawan atau pegawai perusahaan swasta, dimana yang bersangkutan bekerja sebagai seorang individu dalam sebuah divisi terkait langsung maupun tidak langsung dengan bidang informatika. Kalau dahulu hanya ada 3 (tiga) jenis profesi terkait dengan pekerjaan ini, sekarang telah lebih dari 200 tipe profesi yang dibutuhkan dan berkembang di masyarakat. Untuk tataran staf pemula misalnya, ada jenis profesi seperti data analyst, help desk analyst, database specialist, junior computer operator, forms and grapics designer, hardware installation coordinator, dan lain-lain. Sementara untuk tingkatan penyelia atau “middle management” dikenal sejumlah profesi seperti capacity planning supervisor, information center manager, procurement administrator, webmaster, voice communications manager, dan lain sebagainya. Sementara untuk tataran manajemen puncak, diperlukan sejumlah individu yang berpengalaman untuk menjabat sebagai Chief Information Officer (CIO), Chief Technology Officer (CTO), Chief Knowledge Officer (CKO), Director of IT Management Control, Director of Systems and Programmng, Senior Manager of Network and Computing Services, Senior Manager of Software Engineering, dan lain sebagainya.

Profesi berikutnya, yang kedua, adalah bekerja sebagai seorang birokrat. Berbeda dengan jenis karir pertama dimana yang bersangkutan bekerja sebagai seorang pegawai swasta dalam sebuah lingkungan industri tertentu, menjadi seorang birokrat berarti bekerja sebagai pegawai negeri di kantor-kantor atau institusi-institusi pemerintahan. Seorang dengan latar belakang pengetahuan, kompetensi, dan/atau keahlian maupun keterampilan di bidang komputer biasanya akan memulai karir “urutan kacangnya” dari seorang staf junior pada divisi teknologi informasi dan komunikasi. Berbeda dengan sektor swasta yang lebih memungkinkan seseorang untuk bekerja dan berinovasi bebas, bekerja di lingkungan pemerintahan biasanya dibatasi oleh ruang lingkup pekerjaan (baca: tupoksi=tugas pokok dan fungsi). Segala sesuatunya dalam lingkungan birokrasi ini dikendalikan dengan paradigma organisasi “command and control”. Biasanya dibutuhkan individu-individu yang sabar, cerdas, gigih, dan telaten untuk dapat berhasil bekerja sebagai seorang “pelayan masyarakat” (baca: public services) maupun sebagai bagian dari pembuat kebijakan publik (baca: public policy).

Berikutnya adalah berkarir sebagai seorang profesional murni. Berbeda dengan karyawan dan birokrat, karir sebagai individu profesional biasanya tidaklah bergantung dari kegiatan yang sifatnya rutin, namun lebih banyak berbasiskan program atau proyek – yaitu aktivitas yang memiliki jangka waktu tertentu pengerjaannya. Kenyataannya, keahlian dan kompetensi yang ditandai dengan kepemilikan sertifikasi atau standar internasional akan sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin berkarir sebagai profesional. Contoh pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai: IT Project Manager, IT Lead Auditor, Infrastructure and Technical Architecture Designer, System Analyst, Software Engineer, dan lain sebagainya.

Karir keempat yang paling banyak mendominasi belakangan ini adalah sebagai wiraswastawan atau wirausahawan, yaitu seseorang dengan kemampuan yang dimilikinya membangun usaha bisnisnya sendiri secara mandiri, sambil menciptakan lapangan pekerjaan di lingkungannya. Secara generik, biasanya ada tiga jenis domain usaha, yaitu yang terkait dengan industri perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan perangkat manusia atau manajemen (brainware). Contoh usaha pada domain perangkat keras berkisar dari pekerjaan klasik menawarkan jasa reparasi komputer atau jual beli komputer, hingga yang berbasis pengetahuan seperti memberikan jasa desain dan manufaktur piranti teknologi informasi tertentu – seperti digital devices dan embedded systems. Sementara untuk industri perangkat lunak biasanya berkisar seputar kegiatan mengageni software buatan pihak ketiga hingga jasa merancang dan mengembangkan piranti aplikasi sesuai permintaan pelanggan. Sofware yang dihasilkan bisa berupa aplikasi bisnis, system software, maupun program yang berfungsi sebagai tool tertentu. Yang terakhir di bidang brainware adalah tawaran untuk melakukan kegiatan semacam pelatihan (training), pengalihdayaan (outsourcing), penangangan operasional, support and services, konsultasi manajemen, dan penanganan IT governance. Kemampuan, bakat, panggilan, serta semangat untuk berani jatuh bangun dan telaten dalam membangun wirausaha dari nol merupakan prasyarat utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin menjadi entrepreneur sejati.

Yang terakhir atau kelima adalah mereka yang berkeputusan untuk melanjutkan karir sebagai seorang akademisi atau peneliti, dimana komunitas terbesarnya ada pada berbagai institusi pendidikan tinggi seperti akademi, sekolah tinggi, politeknik, universitas, dan lembaga-lembaga riset. Sebagai seorang dosen atau peneliti, jelas yang bersangkutan memerlukan tingkat kompetensi kognitif yang cukup tinggi, yang biasanya tercermin pada latar belakang pendidikan akademik formal yang dimiliki, mulai dari jenjang sarjana hingga pasca sarjana (seperti gelar magister dan doktor) pada bidang ilmu yang menjadi fokusnya. Karir mereka sebagai seorang akademisi di Indonesia tergambar dalam jenjang pangkat akademik yang dimilikinya, yang dimulai dari Asisten Ahli hingga Guru Besar (baca: profesor). Mengajar, meneliti, mengamati, menasehati, dan melayani masyarakat merupakan pekerjaan inti dari seorang akademisi murni.

Terlepas dari seperti apa pun profesi yang digeluti, setiap karir memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika ingin hidup terjamin dengan gaji rutin yang tetap, silahkan menekuni profesi sebagai seorang karyawan swasta atau birokrat. Sebaliknya untuk dapat membangun sebuah kerajaan bisnis, dengan nilai pendapatan berkisar antara nol dan tak terhingga, jalan mengembangkan wirausaha atau menjadi profesional menjadi pilihan yang tepat. Sementara jika ingin memberikan kontribusi kepada dunia ilmu pengetahuan melalui penciptaan beragam inovasi dan ilmu pengetahuan (baca: intellectual property). Apapun pilihan karirnya, fakta memperlihatkan bahwa kesuksesan selalu menyertai mereka yang memilih profesi dan karir di bidang yang paling di-SUKAI dan di-KUASAI